1000 startup-digital

Pada Sabtu pagi tanggal 4 Maret 2017 lalu, acara Ignition 1 Denpasar oleh Gerakan Nasional 1000 Startup Digital diadakan. Kedatangan saya untuk memenuhi ajakan via telepon beberapa hari sebelumnya dari panitia untuk ikut bergabung mengikuti acara tersebut. Setelah saya mencari informasi dengan browsing manfaat dari acara tersebut, saya memutuskan untuk bergabung agar dapat ikut serta menjadi 1 dari 1000 startup yang semoga dapat menjadikan Indonesia menjadi lebih baik dengan kemudahan teknologi.

Acara ini diadakan di Gedung Sewaka Dharma, Lt. 3 Jl. Majapahit No. 1 Denpasar yang syukurnya kebetulan berada dekat rumah. Ketika sampai di lokasi kurang lebih pukul 10 pagi, suasana sudah begitu ramai dan terlihat banyak kalangan mahasiswa atau pekerja yang antusias. Kami para anggota hadir sekitar 300 orang, dengan pembicara yang diundang sebanyak 13 orang.

sumber : beritabali.com
sumber gambar : beritabali.com

Sebelum memulai acara, panitia mengajak kami untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Semangat dan komitmen kami menjadi semakin berapi dan teguh untuk dapat ikut serta menjadikan negara ini lebih baik. Sambutan oleh Bapak Walikota Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra disuguhkan secara digital tidak mengurangi dukungan dari beliau untuk acara ini. Kemudian terdapat sambutan dari Bapak Staf Ahli Komunikasi dan Informatika, dan diikuti para pembicara lain. Setelah menyimak informasi dari para pembicara, terdapat beberapa hal yang menarik perhatian saya yakni :

  • Yansen Kamto(Bung Kamto) “CEO Kibar”, adalah seorang motivator yang mempunyai kecerdasan emosional tinggi. Beliau mengajak kami semua selaku peserta untuk menjadi tuan di rumah sendiri dengan cara meningkatkan kualitas diri sehingga dapat membentuk usaha di persaingan dunia global. Yansen Kamto atau lebih akrab dipanggil Bung Kamto mempunyai cita-cita mulia yaitu ketika 2014 tepatnya 100 tahun Indonesia merdeka nanti, semua penduduk indonesia dapat hidup berkecukupan terutama dalam hal sangdang/makanan.
  • Andreas Aditya Swasti “Founder Nebengers”, ternyata mengawali startupnya(http://www.nebengers.com) melalui twitter(https://twitter.com/nebengers). Beliau masih muda dan pandai membaca peluang. Dengan aplikasi nebengersnya, dapat menghubungkan antara seseorang pengemudi yang masih mempunyai kursi kosong dengan seseorang yang ingin mencari tumpangan. Yang mencari tumpangan tentu diuntungkan karena membayar ongkos yang lebih murah daripada transportasi umum lainnya, dan apabila kehabisan tiket contohnya tiket kereta, nebengers menjadi alternatif yang sangat pas. Pemberi tumpangan juga mendapat tambahan untuk membeli bensin, dan sekaligus mendapat teman mengobrol selama perjalanan. Pendapat saya sistem ini sangat cocok di Indonesia ataupun apabila diterapkan di negara lainnya.
  • Andreas Sanjaya “CEO iGrow”. iGrow(https://www.igrow.asia) adalah investasi tanaman lintas pulau. Jadi ide yang beliau dapatkan adalah berdasarkan pengamatannya ke lingkungan para petani yang banyak dari mereka kekurangan biaya untuk menjalankan pekerjaan bertani/kebunnya. Dengan adanya iGrow, calon pemberi modal/investor dapat berinvestasi dengan mudah melalui websitenya. Dengan begitu kedua pihak diuntungkan baik dari investor dan petani.
  • Faye Alund “President Coworking Indonesia”, adalah seorang ibu sekaligus wanita karir. Melalui media Coworking Space (https://www.kumpul.co) yang berlokasi di Sanur, beliau mengajak peserta yang serius untuk belajar bekerja secara profesional. Beliau sangat ramah dan supel dalam memberikan informasi dan pengarahan kepada para peserta.
  • Gaery Undarsa “Co-Founder Tiket.com”, mengatakan bahwa Tiket.com(https://www.tiket.com) awalnya terbentuk karena terdapat masalah dalam masyarakat dalam mencari rute dalam berpergian. Perjuangan Tiket.com yang begitu tangguh, mendatangi kolega sekitar 6000 perusahaan untuk diajak bekerja sama yang harus didatangi mereka satu persatu. Beliau juga menyampaikan bahwa masa depan adalah teknologi mobile/gadget karena setiap orang rata-rata mempunyai smartphone. Untuk dapat menjadi startup yang hebat, dapat meniru startup yang sudah berhasil di negara lain, kemudian dikembangkan dan diadaptasikan sesuai dengan lingkungan Indonesia.
  • Made Artana “Founder Primakara”, ternyata menjadi programmer di masa muda beliau. Kemudian beliau membentuk dua sekolah IT di Bali yaitu STMIK Primakara dan Alfa Prima. Beliau berpesan kepada kami semua mengenai kunci sukses bekerja dalam tim yaitu, “If you want to go fast, go alone. If you want to go far, go together“.

Begitu banyak informasi dan inspirasi yang kami dapatkan sebagai peserta dalam acara Ignition 1 Denpasar oleh 1000 Startup Digital ini. Saya mendaftar sebagai pengembang aplikasi, akan mencari tim hustler dan hipster/designer untuk menjadi sebuah tim yang lengkap.

Bayu Kandukeswara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *